pria itu tidak perduli dengan pendapat dan larangan orang lain, ia terfokus pada pencarian anaknya. Ia terus menggali, dari satu jam…enam jam…dua belas jam…dua puluh empat jam…tiga puluh enam jam…lalu pada jam ketiga puluh delapan ia berhasil membongkar sebongkah puing besar. Kemudian di bawah puing itu terdengar suara beberapa anak kecil, lalu pria itu berteriak..”Armaaand…”. dari bawah terdengar jawaban..”Ayaah..aku disini..aku tau bahwa Ayah pasti akan datang. Ayah, aku memberitahukan teman2ku bahwa kalau Ayah selamat, Ayah pasti menyelamatkan kami, karena Ayah berjanji akan selalu hadir untukku. Hari ini kau memenuhi janjimu ayah…”. Kemudian..” Bagaimana keadaan di bawah sana Nak ?”, tanya sang ayah.
“Kami yang selamat ada 14 orang. Kami lapar, haus dan kedinginan. Tetapi syukurlah Ayah sudah datang dan menolong kami”.
“Nak..sekarang ulurkan tanganmu ke atas agar aku dapat mengangkatmu.. !”.
“Tidak Ayah, bukan aku yang pertama, melainkan teman2ku. Aku akan menjadi orang yang terakhir untuk naik, karena aku percaya bahwa Ayah akan selalu ada untukku..”.
Belajarlah untuk percaya kepada Allah, seperti anak kecil yang percaya bahwa ayahnya akan selalu ada untuknya. Beriman berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, walau belum melihat atau mendapat sebuah penjelasan. Percaya penuh tanpa setitik keraguan merupakan dasar untuk melihat mujizat dan pertolongan Allah. Tanamkan di hati bahwa di dalam suka atau kesukaran2 besar, Allah selalu ada untuk kita, karena kita ada dipikranNya…
Tuhan Memberkati Kita Semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar